Dikala aku berusia sembilan tahun, Nickelodeon memberi tahu otak aku ke Nicktoon, dan otak aku tak pernah menoleh ke belakang. Aku menghabiskan hari-hari sakit menonton petualangan dystopic Kehidupan Modern Rocko. Aku menulis tesis kuliah aku dengan Hey Arnold! bermain di latar belakang. Aku menghabiskan banyak pagi yang bermata masam di sekolah undang-undang dengan Danny Phantom sebelum menyeret diri aku ke kelas gugatan (dan semestinya tak mengagetkan siapa malah bahwa aku tak pernah benar-benar menjadi advokat). Melainkan tak ada yang mendekati memadukan nada Nicktoons dengan kehidupan dua puluh sesuatu hingga aku menemukan situs judi di webcomic Meredith Gran, Octopus Pie. Seni garis yang diberi pengaruh kartun Gran, Brooklyn fantastical-nya (diisi dengan barista pemujaan, lobster yang bermain dengan keytar, kudapan manis-kudapan manis mistis, dan variasi Paris Hilton yang tak akan stop memfoto sampahnya) dan protagonis pasangannya yang aneh (sang primadona Eve Ning dan sahabat sekamarnya yang bebas bergerak, Hanna) membikin Octopus Pie kesayangan instan dari dunia webcomics. Selama sebagian tahun terakhir, saat Gran sudah tumbuh sebagai seorang pekerja seni dan memperkenankan karakternya tumbuh sedikit.
Eve Ning, pahlawan kita yang bernama kurus, yakni karung sedih klasik seperempat kehidupan Anda. Ia berprofesi di pasar organik yang dikerjakan oleh bosnya yang tak bertata krama, Olly, dan belum mengaplikasikan gelar penulisan kreatifnya semenjak lulus. Ia tak punya tujuan dan sedikit-banyak mencerca, dan tentu saja ia dengan canggung dibuang oleh pacarnya yang eksistensialis di halaman pembuka komik itu. Bila Hawa yakni seorang lelaki dan ini yakni komedi romantis, alam semesta akan lantas menghadiahinya dengan gadis hasrat manik manik yang akan menariknya keluar dari funk-nya dan membikin segala mimpinya menjadi kenyataan.
Yah, Octopus Pie bukan komedi romantis, namun Eve memang menerima gadis hasrat maniak pixie-nya sendiri dalam format Hanna Thompson, yang pindah ke futon Eve dan mengisi hidupnya dengan wewangian konstan ganja. Hanna, dalam nalar sitkom yang total, seluruh sesuatu yang Hawa tak – impulsif di mana Hawa stagnan, berbahagia digabungkan di mana Hawa patah hati, terpenuhi secara profesi di mana Hawa terperangkap di api penyucian bahan makanan.
Untungnya, Hanna tak cuma membawa Hawa keluar dari serangkaian petualangan unik yang secara ajaib mengoreksi pandangan Eve seputar kehidupan. Pun, beberapa besar aksi Gurita Pie berasal dari kegilaan Hawa sendiri. Dikala sepeda kesayangannya, Tuan Peddles, dicuri, Eve membangun metode manajemen hak atas sepeda (yang berfungsi dengan bagus serta manajemen hak komputerisasi). Dikala kampanye pemasaran yang dipicu wiski Eve untuk Olly’s Organix menjadi viral, Eve ditransformasikan menjadi kapitalis jahat yang licik. Hawa yang berkencan dengan penulis pengobatan naskah yang mendekonstruksi dirinya menjadi seperangkat arketipe. Hawa yang sukses menerima kompetitor skating masa kecil tanpa menyadarinya. Hawa yang milik persaudaraan rahasia penggila kopi yang terobsesi dengan status. Hanna beberapa besar terpental di orbit Eve, mencoba dan mencoba mencampuri kehidupan cinta sahabatnya.
Gran mempelajari situs judi kartun di New York School for Visual Arts, dan pelatihannya sebagai animator terang di tiap-tiap panel, mulai dari ketika Hanna dan pacarnya Marek berkecupan, dan Eve dengan sedih menyaksikan animasi hati melayang dari kecupan mereka, ke tiap-tiap gerakan tarian yang konyol yang berasal dari tubuh sudut Hanna. Ia juga tak takut untuk memperlambat langkah sesaat untuk memperkenankan karakter mengobrol lebih banyak dengan mata mereka ketimbang mereka dapat mengepakkan gusi hitam putih mereka.
Pie Gurita baru-baru ini membikin daftar “Best Webcomics Ever (This Week)” dan dengan alasan yang baik. Komik ini terus membaik selama lima tahun terakhir, namun sudah benar-benar terbunuh dalam sebagian bulan terakhir. Dikala para pemeran sudah berkembang untuk memasukkan sahabat-sahabat Eve, sahabat-sahabat Hanna dan pun sahabat-sahabat pengedar narkoba Hanna, artikel dan karya seni Gran sudah menjadi lebih tajam. Tentu, masih ada sebagian kali kegilaan di luar tembok (lihat: “Ruang Bawah Penuh Sahabat” yang membikin pembaca bertanya-tanya apakah kerangka manusia dapat disiram ke WC), namun kegagahannya tak terjadi. t membanjiri pengembangan karakter.
Akan gampang untuk menyampingkan Octopus Pie sebagai komik hipster (dan ya, Eve menyenangi disebut hipster), namun Gran tak memuliakan tradisi karakternya di atas tantangan dasar berada di umur dua puluhan: mempertimbangkan daerah tinggal, di mana untuk berprofesi, siapa yang semestinya dicintai; menegosiasi relasi pasca-perguruan tinggi Anda dengan orang tua Anda; mencari tahu poin-poin Anda. “Fired, Walk With Me” mengutuk magang yang tak dibayar sambil bertanya-tanya apakah mereka satu-satunya yang menjaga Brooklyn konsisten hidup. Jalan cerita tanggal buruk yang diceritakan di atas meliputi sebagian permata yang luar lazim – terlebih saat penulis dekonstruksionis menolak untuk berkencan dengan Hawa dengan alasan bahwa tak ada yang akan mengirimkannya. Alur ceritanya ketika ini melibatkan protes Occupy Wall Street, dan menemukan Marek dan Hanna secara mengagetkan berada di bermacam-macam sisi pertarungan. Hanna mungkin seorang stoner, namun ia stoner dengan etos kerja, tak beruntung.